Cerita-cerita yang dikisahkan dalam Serat Erang-erang menggambarkan bahwa tidak ada manfaat atau dampak positif sama sekali yang dihasilkan dari kegemaran menghisap candu atau nyeret.
Berisi 14 judul cerita Jawa (daerah Jawa), yaitu antara lain Jejer Nagari Mandraka, Kadhatonan, Pasowanan Jawi, Lajeng Bidhalan, Prang Ampyak, Adegan ing Nagari Giridhasar, Ambudhalaken Wadyabala, dan seterusnya.
Buku ini menceritakan tentang telah dibuatnya Kitab Undang-Undang atau Kitab Peraturan-peraturan oleh Sri Paduka kangjeng Susuhunan Pakubuwana ke IV bersama dengan Uperhub, dengan tujuan agar prajurit-prajurit Kompeni tidak berbuat atau bertindak kurang menghormat kepada Keraton. Kemudian dijelaskan juga hukum-hukum atau peraturan-peraturan, nama-nama, atau sebutan-sebutan, pakaian, perlengkap…
Penelitian ini berisi gambaran mengenai konsep penokohan, tema, gagasan, ide pengarang di dalam karyanya, dan sebagian unsur-unsur empat novel sebelum perang, yaitu Solo Peteng, Kembang Kapas, Wisaning Agesang, dan Ayu ingkang Sijal.
Dalam makalah ini dijelaskan mengenai banyaknya kata serapan jawa yang berasal dari bahasa arab, namun penyerapan kata tersebut banyak mengalami rekonstruksi, apa saja dan karena apa hal tersebut dijelaskan dalam makalah ini.
Buku Serat Swarga Lelana ini berisi hasil transliterasi dari karya sastra Jawa, yang menceritakan sebuah mimpi yang aneh dan panjang tentang tingkah laku seseorang yang berusaha keluar dari kesulitan hidupnya.