buku ini berisi penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data langsung tentang kedudukan dan fungsi bahasa Bali.
Dalam buku ini terdapat tujuh buah karangan yang membahas masalah bahasa. Di samping itu juga memuat foto-foto yang menggambarkan kegiatan yang dilaksanakan berkaitan dengan hari sumpah pemuda.
Buku ini menguraikan tentang kemampuan mendengarkan dan berbicara dan hal-hal yang erat hubungannya dengan sarana penunjang yang ikut menentukan keberhasilan pengajaran bahasa Indonesia.
Isi mencakup klasifikasi data, pemakaian ejaan, pemakaian tanda titik, pemakaian tanda hubung, pemakaian tanda petik, penulisan fonem, penulisan kata, pemakaian kata, pemakaian kelompok kata, klasifikasi kelompok kata, dan struktur kelompok kata.
Buku ini berisi hasi transliterasi dan terjemahan dari 3 buah sastra daerah Bali berjudul 'Geguritan I Candrawati, Gegguritan I Ceker Cipak, dan Geguritan I Wayan Umbaran'.
Buku ini merupakan alihaksara dan alihbahasa dari geguritan Udiatmika Carita, salah satu geguritan bertema panji dan berbahasa Bali kepara bercampur dengan bahasa Bali Tengahan dan Jawa Kuna. Di dalamnya terdapat ajaran hidup dan kehidupan manusia berdasarkan ajaran agama hindu, kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa, serta sikap hidup dalam masyarakat.
Geguritan Pan Bungkling adalah sebuah geguritan yang cukup terkenal di Bali.Pan Bungkling adalah seorang tokoh yang pandai,penuh akal serta pandai bersilat lidah.Kepandaiannya bersilat lidah serta dengan tipu dayanya, ia sanggup menundukkan Ida Gede Gangga seorang ahli adat upacara agama dan De Senggu Tangi seorang ahli sastra yang tak sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan ole…
Buku ini berisi cerita panji dalam bentuk geguritan (berbahasa Bali dan terjemahan dalam bahasa Indonesia) yaitu geguritan Linggapati dan Japatuan.
Buku ini berisi silsilah leluhur para ksatria Tamanbali dan merupakan babad lahirnya nama Bangli. Timbulnya nama Bangli adalah hasil kutukan Sang Anom yang lahir sebagai anugrah Dewa Wisnu. Nama Bangli beasal dari nama hutan, yaitu hutan Jarakbang yang dikutuk oleh Sang Anom karena seorang yang ditanyainya menjawab pertanyaan Sang Anom dengan acuh tak acuh.