Masyarakat pemukiman Pasadena di Semarang mengembangkan trend gaya hidup yang mengarah kepada gaya hidup eksklusivitas, dalam bentuk pemilihan peran bahasa nasional sebagai bahasa tutur anak-anaknya. Hal ini menyebabkan putusnya hubungan komunikasi melalui kontak bahasa tutur antara keluarga yang tinggal di desa dengan yang tinggal di kota.