Penelitian ini memerikan slot-slot fungsional wacana cerkak, fungsi komunikatif slot-slot ungsional wacana cerkak, penanda antarslot dalam wacana cerkak, serta tipe-tipe struktur wacana cerkak.
Penelitian ini memerikan slot-slot fungsional wacana cerkak, fungsi komunikatif slot-slot ungsional wacana cerkak, penanda antarslot dalam wacanacerkak, serta tipe-tipe struktur wacana cerkak.
Penelitian bertujuan : 1.memerikan pengertian dan ciri-ciri verba dalam bahasa Jawa, 2. memerikan bentuk-bentuk morfologis verba dalam bahasa Jawa, 3.memerikan jenis-jenis ketransitifan dalam bahasa Jawa, 4. memerikan derajat / tingkat ketransitifan verba dalam bahasa Jawa.
Bentuk kata yang berkategori verba turunan yang dibentuk dari verba asal baik transitif maupun intransitif. Verba turunan itu dibentuk melalui penambahan afiks, perulangan, dan pemajemukan.
Dalam penelitian itu dideskripsikan mengenai ejaan yang disempurnakan, bentuk kata, pemilihan kata, penggunaan kelompok kata, susunan kalimat, dan susunan paragraf yang digunakan dalam karangan serta susunan wacana karangan siswa.
Dideskripsikan kalimat verbal, bentuk verba pengisi predikat kalimat verbal, tipe argumen yang wajib hadir pada kalimat verbal, dan struktur peran semantis kalimat verbal dalam bahasa Jawa.
Dideskripsikan unsur-unsur pembentuk wacana fonologi, morfologi, dan sintakis; gaya bayasa dan diksi, alih kode, dan fungsi tuturan dalam wacana.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengertian preposisional, jumlah unsur yang menjadi sumbu frasa preposisional, kategori kata yang menjadi sumbu frasa preposisional, hierarki keeratan unsur yang membentuk frasa preposisional , dan fungsi sintaksis frasa preposisional.
Dalam penelitian itu dideskripsikan unsur-unsur yang menjadi bagian wacana editorial bahasa Jawa, komponen yang membangun unsur-unsur wacana editorial, gerak penalaran pada alinea wacana editorial bahasa Jawa, dan isi yang ditekankan pada unsur-unsur wacana editorial.
Dalam penelitian ini dedeskripsikan mengenai wacana-wacana inferensi di dalam bahasa Jawa berdasar pada langsung tak-langsungnya tuturan, literal tak-literalnya tuturan, dan persinggungan antara dua tuturan tersebut menjadi empat jenis.