Karya sastra Jawa pada akhir abad XIX--tahun 1920 ceritanya banyak didominasi masalah percintaan, moral, pendidikan, dan sosial. Sebagian besar karya sastra Jawa menampilkan tokoh fiktif atau nonhistoris dan ini hanya terdapat pada karya-karya roman sejarah dan sastra babad.
Dalam penelitian itu diungkapkan biografi Raden Tumenggung Yasawidagda dan pikiran-pikirannya serta penyelesaiannya yang terlihat pada karya-karya fisiknya.
Dalam penelitian itu dideskripsikan antara lain, dinamika sosial-budaya dan sistem lingkungan sastra, bentuk dan tema puisi Jawa modern di Yogyakarta 1945--1975.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai karakter apa saja yang terdapat di dalam cerita rakyat di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta dan diharapkan menjadi pelengkap dari penelitian-penelitian cerita rakyat yang ada
reformasi yang terdapat dalam tembang macapat merupakan perubahan radikal untuk perbaikan dalam (bidang sosial,politik, atau agama)dalam suatu masyarakat atau negara yang terdapat dalam tembang macapat. Makalah ini membicarakan cara mengatasi permasalahan di negara kita bertolak dari tembang macapat
Serat Panitisastra merupakan serat yang menjadi pegangan etika masyarakat Jawa. Budi pekerti yang ada di dalam Serat Panitisastra kebanyakan masih sesuai untuk dijadikan pegangan hidup pada zaman sekarang.
Tujuan pengayom sastra wayang adalah untuk melestarikan budaya bangsa, membentuk filosofi wayang agar menjadi suri tauladan bangsa di dunia, dan untuk menanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang berbeda dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Tulisan tersebut terditi atas beberapa unsur antara lain tema, fakta cerita, dan sarana cerita. Temanya mayor dan minor, fakta ceritanya adalah penokohan, alur, dan latar. Sedang sarana ceritanya adalah judul, pusat pengisahan, dan suasana.