Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dan Transformasi Lakon Wayang
Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karangan Ahmad Tohari terdiri dari tiga novel, yaitu Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Novel ini berkaitan erat dengan dunia pewayangan, bahkan dapat dipastikan bahwa jagat Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk merupakan jagat simbolik hasil transformasi dari lakon wayang, karena semua tokohnya tidak kuasa bertindak apapun karena segala sesuatunya telah diatur oleh sang juru kisah. Hal ini tidak berbeda dengan tokoh-tokoh wayang ketika mereka berada di tangan seorang dalang (sesuai pakem). Dalam novel tersebut terdapat ungkapan menarik yang berbunyi: “Dukuh Paruk sepanjang zaman mengajarkan, kehidupan adalah pakem, manusia tinggal menjadi pelaku-pelaku yang bermain atas kehendak dalang’. Secara berurutan, masing-masing bagian dalam novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk melambangkan tahapan tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Trilogi bagian pertama Ronggeng Dukuh Paruk merepresentasikan keadaan awal (masa kecil) kehidupan manuasia, trilogi bagian kedua Lintang Kemukus Dini Hari merepresentasikan ketika manusia harus mencari bekal untuk mengarungi kehidupan, dan trilogi bagian ketiga Jantera Bianglala merepresentasikan keadaan manusia siap meraih kesempurnaan.
Tidak tersedia versi lain