Buku ini berisi kumpulan tulisan Badudu yang pernah dimuat di majalah tentang bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, disertai kamus keci pada halaman 117 - 149.
Buku ini berisi penyampaian informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan ejaan bahasa Indonesia sejak diresmikannya ejaan Van Ophuijsen (1901) hingga berlakunya serta dimasyarakatkannya ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (1972/1975).
Masalah yang dihadapi yaitu tidak diperhitungkannya latar belakang bahasa ibu dan latar belakang sosiokultural.
Berbagai cara untuk mengaktifkan mahasiswa dalam berbicara antara lain melalui diskusi kelompok, ceramah atau pidato.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemaham dan bahasa pengungkap.
Dua manfaat yang diperoleh yaitu pembangunan di bidang kebudayaan dan kompetensi warga masyarakat di bidang kebahasaan.
Agar siswa lancar berkomunikasi lisan dan berkomunikasi tertulis maka perlu diajarkan antara lain cara berwawancara, berpidato, berdiskusi, membaca teknis, melayani tamu secara resmi, praktek bertamu secara resmi, memimpin rapat, membuat notulen, dikte, membuat (surat undangan, teks pidato, surat lamaran pekerjaan).
Hambatan-hambatan itu antara lain hambatan afektif, keluwesan bahasa Indonesia yang memungkinkan kecerobohan dalam menerima unsur bahasa lain, penggunaan dwibahasa dapat mengaburkan batas antara bahasa Indonesia baku dan bahasa daerah.
Usaha peningkatan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia dilakukan secara individual, sosial, dan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Dengan menerima pendekatan yang komunikatif, pengajaran bahasa hendaknya mengolah atau memanfaatkan kompopnen komunikasi.