Buku tersebut memuat 15 judul cerpen. Sepasang Maut, merupakan salah satu judul cerpen yang dijadikan judul buku, yang menampilkan empar gambar, yaitu fenomena jawara, sisi sumir praktek religius, kritik sosial, dan eksistensi pribadi-pribadi.
Buku itu memuat 12 judul cerpen karya Abdillah F. Hasan, yang keseluruhannya merupakan bagian dari internalisasi proses penyadaran seseorang untuk kembali ke jalan hidup yang lurus.
Buku cerita bergambar ini mengisahkan kemunduran kerajaan Majapahit, karena putra mahkota R. Patah (putra Prabu Kertabhumi Brawijaya V) lebih memilih memimpin Demak.
Buku cerita bergambar ini mengisahkan kemunduran kerajaan Majapahit, karena putra mahkota R. Patah (putra Prabu Kertabhumi Brawijaya V) lebih memilih memimpin Demak.
Buku cerita bergambar ini mengisahkan kemunduran kerajaan Majapahit, karena putra mahkota R. Patah (putra Prabu Kertabhumi Brawijaya V) lebih memilih memimpin Demak.
Buku ini mengisahkan kehidupan Koko Linglung (anak Aji Saka) yang lahir berujud ular, kemudian bertapa bertahun-tahun dan menjadi ksatria yang gagah dan tampan.
Buku ini mengisahkan kehidupan Joko Linglung (anak aji Saka) yang lahir berujud ular, kemudian bertapa bertahun-tahun dan akhirnya menjadi ksatria yang gagah dan tampan.
Buku ini merupakan cerita bergambar yang mengisahkan perjuangan pahlawan wanita Martha Christina Tiahahu dari Maluku yang teguh pendirian dan bertekat tidak akan mengikat rapi rambutnya sebelum dicuci dengan darah-darah musuhnya.""
Buku ini merupakan cerita bergambar yang mengisahkan perjuangan pahlawan wanita Martha Christina Tiahahu dari Maluku yang teguh pendirian dan bertekat tidak akan mengikat rapi rambutnya sebelum dicuci dengan darah-darah musuhnya.""
Buku ini merupakan cerita bergambar yang mengisahkan perjuangan pahlawan wanita Martha Christina Tiahahu dari Maluku yang teguh pendirian dan bertekat tidak akan mengikat rapi rambutnya sebelum dicuci dengan darah-darah musuhnya.""