Buku ini merupakan buku ke-4 dari Kisah 1001 Malam, berisi 5 buah cerita yang menampakkan kekayaan imajinasi yang mencengangkan. Pembaca akan dibawa ke alam khayal yang penuh kejutan, hanyut dalam kisah keberuntungan yang tak disangka-sangka dalam kehidupan Ali Baba dan larut dalam romantika kisah Qamaruzzaman bersama kedua putranya (Amjad dan As ad).
Buku ini merupakan buku ke-4 dari Kisah 1001 Malam, berisi 5 buah cerita yang menampakkan kekayaan imajinasi yang mencengangkan. Pembaca akan dibawa ke alam khayal yang penuh kejutan, hanyut dalam kisah keberuntungan yang tak disangka-sangka dalam kehidupan Ali Baba dan larut dalam romantika kisah Qamaruzzaman bersama kedua putranya (Amjad dan As ad).
Buku ini berisi teks terjemahan dari 8 buah dongeng dari daerah Bali, antara lain : I Juragan Anom, Raden Galuh Gede, Naga Lolok, Sampi Wadak, dan lain-lain.
Buku ini berisi teks terjemahan dari 8 buah dongeng dari daerah Bali, antara lain : I Juragan Anom, Raden Galuh Gede, Naga Lolok, Sampi Wadak, dan lain-lain.
Buku ini berisi teks terjemahan dari 8 buah dongeng dari daerah Bali, antara lain : I Juragan Anom, Raden Galuh Gede, Naga Lolok, Sampi Wadak, dan lain-lain.
Buku ini merupakan hasil terjemahan Boor Duisternis Tot Licht yang merupakan kumpulan surat-surat R.A.Kartini kepada teman-temannya terutama orang-orang Belanda. Kumpulan surat itu pertama kali diterbitkan Mr. J.H. Abendanon pada tahun 1911.""
Buku ini berisi 15 buah dongeng dari Sunda, antara lain : Si Kabayan pergi ke Hutan, Jalan ke Surga, Kera dan Kura-Kura, dan lain-lain.
Buku ini merupakan hasil dari transliterasi dan terjemahan seri kepustakaan Jawa (serat Nalawasa dan Nalasatya) yang mengisahkan kehidupan dua orang yang memiliki tabiat bertentangan (Nalawasa bertabiat buruk, Nalasatya bertabiat terpuji). Cerita itu berbentuk tembang Dhandanggula, Asmarandana, megatruh, pangkur, sinom, dan kinanthi.
Buku ini merupakan hasil dari transliterasi dan terjemahan seri kepustakaan Jawa (serat Nalawasa dan Nalasatya) yang mengisahkan kehidupan dua orang yang memiliki tabiat bertentangan (Nalawasa bertabiat buruk, Nalasatya bertabiat terpuji). Cerita itu berbentuk tembang Dhandanggula, Asmarandana, megatruh, pangkur, sinom, dan kinanthi.