Buku ini mengangkat historigrafi yang reflektif tidak saja untuk menguji secara kritis metodologi sejarah, tetapi juga menguji dan merumuskan kembali berbagai klaim kebenaran dan melihat sebagai hasil dinamika sejarah.
Sam Kok (kisah tiga negara} merupakan roman sejarah yang ditulis berdasarkan perang memperebutkan kekuasaan tertinggi pada permulaan abad ketiga antara tiga negara (Gui, Siok dan Go). Kisah ini menampilkan adegan peperangan yang menggetarkan hati, siasat jempol para jendral, dan tindakan gagah perkasa para prajurit berani mati.
Berisi catatan harian yang ditumpahkan dalam tulisan tersebut oleh penulis mengenai uneg-unegnya dan `pergolakan batin`-nya. Catatan harian tersebut tersebut di samping menceritakan dirinya sendiri juga menceritakan sejumlah laki-laki dan wanita yang dalam perjalanan hidupnya pernah mengenal cinta.
Berisi catatan harian si penulis untuk bergabung dengan Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), sebuah organisasi dari bagian inti PKI. Penulis menceritakan penderitaan sebagai budak yang tertindas di sebuah pulau.""
Buku ini mengisahkan peristiwa di abad 17, yakni hubungan antara kerajaan-kerajaan Minangkabau di Sumatra Barat dengan kompeni Belanda. Dari liku-liku cerita yang cukup menarik, akan didapati pula watak-watak dan jiwa patriotisme yang dapat dijadikan suri teladan bagi kita.
Buku ini mengisahkan peristiwa di abad 17, yakni hubungan antara kerajaan-kerajaan Minangkabau di Sumatra Barat dengan kompeni Belanda. Dari liku-liku cerita yang cukup menarik, akan didapati pula watak-watak dan jiwa patriotisme yang dapat dijadikan suri teladan bagi kita.
Roman sejarah ini berlangsung sekitar abad ke-17, melibatkan penduduk pribuminya, Halmahera, Ternate, Banda, dan sekitarnya. Mereka melawan dengan gigih bajak-bajak laut Cina, Portugal, Spanyol, Belanda dan Inggris.
Roman sejarah ini berlangsung sekitar abad ke-17, melibatkan penduduk pribuminya, Halmahera, Ternate, Banda, dan sekitarnya. Mereka melawan dengan gigih bajak-bajak laut Cina, Portugal, Spanyol, Belanda dan Inggris.
Novel sejarah menjelang perang Jawa 1825-1830.
Pembahasannya mencakup sejarah, kebudayaan, sejarah politik, sejarah sosial, sejarah wanita, sejarah mentalis, sejarah kuantitaif dan biografi