Buku antologi Sepertiga Malam ini memuat 140 puisi karya siswa. Tulisan-tulisan tersebut membicarakan hal-hal yang berkenaan kritik sosial, rasa hormat kepada ibu, dan religiositas. Buku ini juga dilampiri dua makalah yang ditulis oleh narasumber.
Buku Aku tidak Berani Bertanya ini memuat 155 puisi karya peserta guru SLTP. Tulisan-tulisan tersebut tidak hanya membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan dunia pendidikan, tetapi juga berbagai problem sosial dan kemanusiaan yang ada di sekeliling mereka. Buku ini juga dilengkapi dengan makalah yang ditulis oleh tutor.
Yogya dalam Nafasku merupakan salah satu judul dalam antologi puisi yang dijadikan judul dalam buku ini. Ada 192 judul puisi karya 96 sastrawan/peminat sastra dalam kegiatan Seminar Internasional Sastra Antarbangsa Indonesia-Malaysia.
Buku Yogya Halaman Indonesia ini berisi kumpulan puisi karya penyair di Yogyakarta tentang kampung halamannya.
Buku Serat Plerok: Antologi Puisi Jawa (Geguritan) ini memuat 58 geguritan sesuai dengan umur pengarang, pada tahun 2016 berumur 58 tahun. Dalam geguritan (puisi Jawa) ini tiap gurit mengandung batin dan rupa.
Antologi ini emmuat 46 puisi dan 31 penulis pantun. Salah satu puisi yang berjudul Sastra Malaikat Bahasa karya Awaluddin Tauda ini dijadikan judul buku.
Dalam buku Rumah Penyair 4 ini berisi kumpulan puisi. Setiap puisi akan memberikan pekerjaan rumah bagi penciptanya.
Buku Menoreh Rumah Terpendam ini memuat 125 puisi dan 1 judul tulisan catatan penyair karya Latief S. Nugraha.
Buku ini berisi 23 buah puisi tentang buruh.
Buku Gebyar Kasusastran: Antologi Geguritan ini berisi kumpulan puisi Jawa/geguritan. Buku itu diterbitkan, untuk mengayubagya Kongres Bahasa Jawa VI i Yogyakarta.