Wujud strategi kesantunan berbahasa pada masyarakat Banjar meliputi memperhatikan apa yang dibutuhkan atau disukai lawan tutur, menggunakan solidaritas atau identitas kelompok melalui sapaan atau jargon, menawarkan atau menjanjikan sesuatu, menghindari ketidakcocokan, dan melucu.
Mendeskripsikan simbol-simbol dan makna yang ditemukan dalam legenda Agama Islam Masuk di Kerajaan Banjar. Simbol-simbol ini kemudian diinterpretasikan berupa makna-makna. Sebagai hasilnya terdapat lima belas simbol dalam cerita.
Dalam acara Badatang "melamar" terdapat penerapan maksim kebijaksanaan, maksim kedermawaan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,maksim permufakatan, dan nmaksim kesimpatisan. Dalam acara ini juga terdapat penanda kesantunan, yaitu menyampaikan ucapan terima kasih, harapan positif, memberi pujian, merendahkan diri, memberi persetujuan, meminta maaf, dan memaklumi keadaan.
Hasil penelitian ditemukan ada dua fungsi tradisi lisan Banjar Surung Kupak, yaitu: (I) fungsi Surung Kupak sebagai hiburan, dan (2) fungsi Surung Kupak untuk pendidikan.
Buku ini merupakan laporan hasil penelitian mengenai suatu komunitas yang dihuni para pelukis dan perajin perak/emas di desa Kamasan, Pulau Bali.
Kamus ini memuat kosakata bahasa Banjar beserta padanannya dalam bahasa Indonesia.
Mendiskripsikan tentang bentuk kalimat berdasarkan fungsi komunikatifnya dan jenis tindak tutur dalam ranah kemasyarakatan.
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana masyarakat Banjar dalam memahami konsep ruang dan waktu dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kajian difokuskan pada leksikon dan rangka wacana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang berbagai bentuk kecerdasan emosional yang dimiliki orang Banjar yang tergambar dalam pantun Banjar.