Berisi dua naskah, yaitu 1. Asal-Usul Raja-Raja Palembang yang merupakan gambaran silsilah para penguasa di daewrah tersebut 2.Naskah Hikayat Nakhoda Asyiq, isinya selain menceritakan percintaan antara seorang putri dengan seorang saudagar yang sedang dimabuk asmara juga menampilkan silsilahnya.
Diceritakan tentang wejangan Sunan Giri tentang cara hidup yang baik menurut pandangan Islam.
Naskah drama itu menceritakan anak-anak yang berkumpul di gardu untuk bermain domino. Salah seorang anak ada yang sedikit terganggu jiwanya karena tidak mendapatkan kesempatan untuk sekolah.
Dalam buku itu dihimpun empat naskah Kirdjomuljo yang cukup terkenal, yaitu Sepasang Mata Indah, Senja dengan Dua Kelelawar, Penggali Kapur,dan Penggali Intan.
Memuat 8 naskah drama monolog, karya beberapa pengarang. Ceritanya beragam dan semua bergantung pada latar belakang penulisnya. Drama monolog ini memiliki kelebihan yang sangat unik karena dibawakan oleh satu orang pemeran saja dengan karakter yang berbeda-beda. Si pemeran selain berlaku sebagai juru cerita atau narator, juga harus bisa menjadi beberapa peran sekaligus.
Buku itu berisi Sandiwara Derma: Antologi Drama Karya Kwee Tek Hoay yang disusun oleh Sapardi Djoko Damono dan kawan-kawan.
Buku ini berisi 5 buah naskah lakon hasil dari workshop penulisan naskah lakon tanggal 25 dan 26 November 2006 oleh Taman Budaya Jawa Tengah. Kelima naskah lakon tersebut berjudul: Rumah Buat Lisa (Terbuang), Laron, Lembar Terakhir (dan Aku Pergi), Kidung Pinggir Lurung, dan Sebuah Peristiwa.
Kegiatan kesastraan di Pakualaman berupa penyalinan naskah-naskah lama atau pembuatan/penyusunan naskah baru. Naskah-naskah koleksi Pakualaman itu berupa gambar wayang, wedana, pemakaian huruf-huruf tertentu, hiasan, dan keunikan teks.
Buku itu berisi mengenai nasihat-nasihat, misalkan, bagaimana berkomunikasi dengan orang lain, hal-hal yang berhubungan dengan istri dan anak, dan lain-lain.