Isi buku itu mengisahkan Sultan Abidin dari negeri Teurumon beristerikan Kariman Binti dan berputera Banta Amat dan Banta Sulotan. Setelah kedua puteranya menginjak remaja, Sultan Abidin menikah lagi dengan Siti Cahya.
Buku tersebut berisi dua belas judul hikayat berbentuk tembang, antara lain: 1) Kureh Pari Peuseutot Lumpoe, 2) Seulindang Deulima di Gunung Peuranta Nila, 3) Kureh Pari lam Rimba Raya dan seterusnya.
Cerita tersebut dimulai dari periatiwa tiga orang yang terkurung dalam sebuah gua, tetapi setelah mereka mengutarakan perbuatan baik mereka kepada Tuhan supaya amal mereka diterima, akgirnya pintu gua itu terbuka.
BUku jilid 1 ini menceritakan tentang kehidupan raja-raja zaman dahulu dengan berbagai kesaktian dan di selang seling dengan peperangan memperebutkan puteri.
Buku ini berisi hasil alih aksara dari sastra lama yang mengisahkan perjalanan hidup Nabi Yusuf diantara sebelas saudaranya.
Buku tersebut berisi tentang suasana dan kejadian-kejadian yang ada di Negeri Indra Sarah. Hikayat Gajah Tujoh Ulee ini ditulis dengan huruf Arab bahasa Aceh.
Buku ini mengisahkan kelahiran Mara Karma yang berasal dari keluarga miskin, namun karena keberuntungan yang menyertainya, ayah Mara Karma mendapat harta karun yang kemudian dia gunakan untuk membangun kerajaan, namu kebahagiaan tidak berselang lama, penderitaan Mara Karma dimulai dengan diusirnya dia dari kerajaan karena penafsiran dari ahli nujum kerajaan.
Buku ini berisi hasil alih aksara dari sastra lama Hikayat Usman Basyah, merupakan lanjutan dari Hikayat Usman Basyah I.
Buku ini berisi hasil alih aksara dari sastra lama yang mengisahkan Raja Khandak melawan Nabi Muhammad dan Ali bin Abi Thalib (fiktif).
Buku tersebut merupakan cerita berbentuk tembang, yang isinya mengenai hal-hal yang berkenaan dengan iman, Islam, Tauhid, dan Makrifah.