Dalam antologi itu didokumentasikan kumpulan cerita pendek Jawa di Yogyakarta dengan tujuan untuk melestarikannya sebagai pendukung dunia ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kesusastraan Jawa.
Dalam penelitian itu berisi pengapresiasian agar tumbuh rasa bangga masyarakat terhadap kondisi sastra di daerah dan memacu masyarakat agar semakin luas dan konkrit mengenai sastra lokal.
Dalam antologi itu didokumentasikan kumpulan cerita pendek Jawa di Yogyakarta dengan tujuan untuk melestarikannya sebagai pendukung dunia ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kesusastraan Jawa.
Buku itu berisi kumpulan cerpen yang pernah dimuat dalam media massa Yogyakarta antara tahun 1950-an hingga tahun 2000-an. Antologi cerpen ini mengutamakan pemuatan cerpen yang sempat diterbitkan dalam media massa. Judul buku Perempuan Bermulut Api ini mengacu kepada salah satu cerpen yang termuat dalam antologi ini karya Mustofa W, Hasjim.
Buku itu berisi kumpulan cerita pendek Jawa terbitan media massa berbahasa Jawa tahun 2000--2010-an.
Dalam penelitian itu diungkapkan dan dideskripsikan keberadaan kritik dan esai sastra di media massa Jawa periode kemerdekaan--1965.
Menceritakan Raja Syaif Zulyazan yang saat masih kecil bernama Wahsa Alfalah. Ia memerintah Negeri Medinah Ahmarah dengan adil dan bijaksana
Buku ini menceritakan Ratu Manik Suntana yang pergi dengan istrinya pulang ke gunung tempat Ajar Susunan. Di tengah jalan, ia melihat negeri Pasir Sigara sedang mengadakan sayembara. Ia memanah burung itu sehingga Burung Simbangan itu mati. Namun, setelah itu ia tidak masuk ke negeri itu.
Buku ini berisi sinopsis, transkripsi, dan terjemahan. Cerita terdidri dari 764 bait, yang dibangun oleh delapan tembang seperti tembang-tembang Sinom, Durma, Ginada, Dandang, Semarandana, Basur, Ginanti, dan Pangkur.