Tuturan pemakai bahasa wacana dari epistême ‘daulat tuan’ menuju ‘daulat rakyat’ dalam formulasi sejarah tulis Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 mesti ditangkap epistême perjuangan gelora daulat rakyatnya vs daulat tuan yang melintasi sekat-sekat suku pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa ekspresi pemerdekaan, persatuan dan perekatan pluralitas.