
Kamus Dialek Banyumas-Indonesia ini berisi padan kata / peristilahan dialek Banyumas ke dalam bahasa Indonesia.

Dalam disertasi itu dideskripsikan mengenai pola intonasi, pola strukturan, pertalian intrakonstruksi dan antarkonstruksi serta penataan informasi pada konstruksi tema-rema dalam bahasa Jawa Banyumas.


Makalah ini menguraikan nilai-nilai lokal yang terkandung dalam sejarah kepahlawanan Adipati Wergautama I dan II beserta para keturunannya.

Makalah ini mengidentifikasi folklor sebagian lisan menggunakan definisi folklor yang dikemukakan oleh Dananjaya. Melalui definisi tersebut, peneliti meraba folklor sebagian lisan di Banyumas melalui bentuk-bentuk yang beragam seperti kesenian tradisional,upacara adat, dan dolanan bocah.

Makalah ini membahas folklor yang bentuknya murni lisan dari Banyumas. Folklor lisan yang diuraikan dalam makalah ini meliputi dialek ngapak, ungkapan tradisional, dan cerita prosa rakyat yang juga merupakan bagian kebudayaan Banyumas yang berkearifan lokal.

Masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah bagaimana retensi dan inovasi yang terjadi pada bahasa Jawa dialek Banyumas dalam kaitannya dengan Proto Austronesia menggunakan teori analisis Linguistik Historis Komparatif metode kualitatif dengan teknik rekonstruksi.

Makalah ini membahasa bagaimana pembentukan nomina deverbal dalam bahasa Jawa Banyumas dan afiks-afiks apa sajakah yang dapat membentuk nomina deverbal tersebut.

Makalah ini memaparkan analisis beberapa karya sastra yang ditulis oleh Ahmad Tohari dari segi kelokalan budayanya.

Berisi gambaran umum tentang daerah Banyumas yang meliputi alam, sejarah singkat Banyumas, penduduk, perekomian,agama, pendidikan, kebudayaan, dan kesenian. Dalam dialek Banyumas terdapat perbedaan yang meliputi bidang fonetik dan morfologi.