Buku ini berisi lima buah judul cerita wayang.
Buku ini menguraikan tentang buku-buku dan penulisnya yang dirangkum dalam sebuah buku kepustakaan mengenai wayang purwa Jawa yang pernah terbit di Indonesia antara tahun 1948 - 1995.
Kresna digambarkan sebagai tokoh seorang raja sekaligus anggota masyarakat yang ambek paramarta,ambek raja binathara, dan ambek pinamakita yang selalu mendahulukan sesuatu yang penting, berbudi luhur, dan berjiwa besar.
Dalam kakawin Arjunawiwaha diperoleh adanya petunjuk, bahwa cerita Mintaraga bersumber pada cerita Kairataparwa dan Niwatakawayudhaparwa yang berbahasa Sanskerta. Perkembangan cerita menunjukan bahwa unsur cerita Mintaraga penting bagi aspek kehidupan masyarakat terutama kehidupan rohani yang mencakup moral, etika, dan kesusilaan.
Isi cerita serat Purwakandha merupakan hasil pengolahan cerita yang bersumber dari cerita Mahabarata, Ramayana, dan cerita lain melalui cerita Jawa kuno. Serat Purwakandha merupakan hasil penyaduran dalam arti tidak berpegang pada sumber tertulis yang pernah ada.
Buku ini berisi 19 buah karangan alegoris yang menceritakan tentang kehidupan politik di negeri Antah Berantah dengan mengambil tokoh, latar, dan jalan cerita dari dunia pewayangan.
Buku ini mengisahkan pengurbanan Resi Bisma (Dewabrata, putra Sang Maharaja Sananu dengan Dewi Gangga) yang rela berkorban (tidak menjadi raja meskipun putra sulung dan tidak akan menikah) demi sang ayah agar bisa menikah dengan dewi Gandawati.
Berisi kisah Raden Narasoma, putra mahkota kerajaan Mandraka, slalu memberontak terhadap kungkungan kehidupan istana.