Berdasarkan hasil perhitungan leksikometri diperkirakan terdapat enam bahasa di Kalimantan Selatan, yaitu bahasa Lawangan-Dusun Deyah, bahasa Bugis, bahasa Maanyan-Samihin, bahasa Bajau, bahasa Bakumpai, dan bahasa Banjar.
Pembahasan penelitian ini meliputi wilayah pemakaian bahasa Kutai, variasi dialek, peran dan kedudukan, serta tradisi sastra.
Berisi pengelompokan bahasa di wilayah Kalimantan Timur, yaitu kelompok bahasa Pasir, kelompok bahasa Bugis Kutai, kelompok bahasa Bahau, kelompok bahasa Punan Bulungan, kelompok bahasa Bajau Basap, kelompok bahasa Tidung, dan kelompok bahasa Jawa.
Berisi tentang struktur bahasa Kahayan meliputi latar belakang sosial budaya, fonologi, morfologi, maupun sintaksisnya.
Buku tersebut bertujuan mengumpulkan dan mengolah data serta informasi tentang latar belakang sosial budaya bahasa Banjar Hulu. Selain itu, penelitian tersebut juga bertujuan mengumpulkan dan mengolah data serta informasi tentang wujud geografi dialek bahasa Banjar Hulu dalam bentuk peta dan penafsirannya.
Buku ini menceritakan Ratu Manik Suntana yang pergi dengan istrinya pulang ke gunung tempat Ajar Susunan. Di tengah jalan, ia melihat negeri Pasir Sigara sedang mengadakan sayembara. Ia memanah burung itu sehingga Burung Simbangan itu mati. Namun, setelah itu ia tidak masuk ke negeri itu.