Dalam buku itu diungkapkan berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan kesusastraan sejak pemerintahan Sultah Hamnegku Buwono I sampai dengan Sultan Hamengku Buwono IX.
Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran dan deskripsi yang jelas tentang lembaga - lembaga penerbitan, segala aktivitasnya, kebijakan-kebijakan yang dilakukan, dan peran sertanya dalam pembinaan dan pengembangan sastra Jawa pada periode tertentu.
Penyusunan sejarah sastra Jawa modern dalam penelitian ini mengacu pada novel Jawa periode 1981--1995. Deskripsi dan analisis novel tersebut diharapkan dapat memperlihatkan situasi dan perkembangannya.
Sandi Asma merupakan unsur karya sastra yang indah yang pada mulanya diciptakan dan digunakan oleh Ranggawarsita, pujangga terakhir Kerajaan (Kasunanan) Surakarta. Di antara sandi asma yang diciptakan ada yang bersifat simbolik dengan label "Rangga Kalayuda".
Kajian dalam penelitian ini bertujuan menghasilkan deskripsi dan analisis yang dapat menggambarkan ekspresi, kreasi, dan pola pikir penciptanya pada periode 1976 -- 2010 sehingga dapat memberikan cerminan perjalanan ekspresi berpikir mereka dalam kurun waktu (1976 -- 2010) terrsebut.
Dalam penelitian ini berisi gambaran umum daerah penelitian: kondisi alam, penduduk, pencaharian, pendidikan dsb. Diungkapkan pula tentang kebudayaan, kesastraan, dan keseniannya. Dikaji tentang ciri-ciri khas bahasa yang ada di Purworejo. Analisis tentang fonologi, morfologi, analisis peta bahasa: variasi unsur bahasa (kosakata, fonologi, morfolgi).
Penelitian ini berisi latar belakang budaya, kesusastraan setempat, kesenian, dsb. Diikuti dengan pemetaan bahasanya (fonologi, morfologi, kosakata), serta analisis peta bahasanya dan persebarannya.
Isi Babad itu antara lain menceritakan tentang penobatan Pangeran Mangkubumi menjadi sultan di Yogyakarta dengan gelar Kangjeng Sultan Hamengkubuwana (1), pembagian wilayah Surakarta dengan Yogyakarta, penumpasan pemberintakan Pangeran Mangkunegara dengan isterinya, dan nertahtanya Sultan Hamengkubuwana II di Yogyakarta.
Carita Ginuritaken ini merupakan alih aksara dan alih bahasa dari teks yang sama judulnya. Teks itu digubah dalam bentuk syair berbahasa Jawa. Syair tersebut terdiri atas 334 bait yang terbagi menjadi enam episode.