Tulisan ini mendeskripsikan bentuk-bentuk metafora yang berkaitan dengan semantik kognitif masyarakat pemiliknya yang tertuang dalam buku kisah perjalanan Pay Jarot Sujarwo .
Genre kisah perjalanan yang akan diteliti ada dua macam. Pertama, genre kisah perjalanan yang berasal dari Barat, yang memiliki konsep dasar kisah Barat. Kedua, genre kisah perjalanan yang telah dimiliki oleh masyarakat Jawa.
Kisah perjalanan dalam sastra Jawa memiliki persamaan bentuk dengan sejumlah karya sastra Indonesia. Beberapa buku tentang kisah perjalanan yang dijadikan data penelitian ini adalah: (1) Purwa Carita Bali (1875), (2) Cariyos ing Negari Padang (1876), (3) Kekesahan saking Tanah Jawi dhateng Negari Welandi (1916), (4) Kesah Lelayaran dhateng Poelo Papuwah (1919), (5) Kekesahan dhateng Riyo (192…
Dalam buku itu diceritakan tentang kehidupan Pak Kabul yang sengsara karena tingkah lakunya yang buruk. Namun, akhirnya ia sadar dan ingat kembali kepada keluarganya.
Buku itu berisi tentang perjalanan R. Sasrasoeganda ke Riyo. Selanjutnya dalam cerita itu diuraikan pula perjalanan awal sampai pulang ke tempat tinggalnya.
Buku ini terdiri atas tiga cerita, yaitu, 1. Bebuka, 2. Sambel Wijen, dan 3. Orang Madat
Dalam serat itu diceritakan perjalanan dengan menggunakan kapal Wilis, yang dilakukan orang Betawi dari Semarang (Pulau Jawa) sampai negeri Belanda.
Dalam buku itu diuraikan mengenai sejarah sastra Jawa dalam kurun waktu delapan puluh tahun, yaitu objek tinjauan pada abad 20.
Berisi tentang kumpulan catatan perjalanan di penjuru dunia.