
Buku ini merupakan laporan pelaksanaan bengkel sastra Jawa 1998.

Buku ini berisi penggalan kisah dari serat centhini, mengisahkan Cebolang (remaja nakal) yang meninggalkan orang tuanya (Syekh Akhadiyat), mengembara mencari jatidiri.

Buku ini berisi renungan - renungan budaya dari Linus Suryadi yang pada hakekatnya meledek para birokrat yang duduk di meja kekuasaannya dan kaum intelektual yang duduk di mimbar akademis kampusnya.

Buku ini berisi renungan - renungan budaya dari Linus Suryadi yang pada hakekatnya meledek para birokrat yang duduk di meja kekuasaannya dan kaum intelektual yang duduk di mimbar akademis kampusnya.

Berisi laporan penelitian sastra Jawa Kuno, dari metrum, asal mula, dan kelengkapannya. Sastra Jawa Kuno yang diambil dari Wrettasancaya.

berisi tentang ringkasan cerita serat - serat dalam beberapa periode. Beberapa serat pada periode Jawa Kuno, Jawa Tengahan, dan Jawa Baru. Dijelaskan pula beberapa pujangga pada masanya, seperti Mpu Tantular, Mpu Sedah, Ranggawarsita, Padmasusastra, dll.

Dalam makalah ini, dijelaskan mengenai bentuk istilah dan makna istilah paramasastra jawa.

Membahas mengenai Eufimisme dalam bahasa jawa, meliputi arti eufimisme sendiri, bentuk bentuk nya, makna yang terkandung di dalamnya, teknik, dll.

Dalam makalah ini, akan dikaji mengenai bagaiman awujud transformasi kelahiran tokoh Anoman ke dalam cerita Jaka Tarub atau Kidang Telangkas dan seberapa jauh upaya legitimasi terhadap raja melalaui penyusunan silsilah dalam babad. Agar permasalahan tidak meluas dalam penelitian ini, dibatasi pada kisah lahirnya Anoman dan kisah lahirnya Kidang Telangkas

Membahas mengenai masalah semantik leksikal dalam bahasa jawa, secara khusus pembahasan mengenai kata-kata yang mengandung makna 'membersihkan tubuh'