Buku Serat Kalimataya ini merupakan hasil transliterasi dan terjemahan manuskrip Serat Kalimataya yang berisikan tetang ajaran moral dari penokohan Pandhawa. Terpaparkan lewat tembang macapat dan sudah diterjemahkan.
Buku ini menyajikan sebuah episode yang nyata, yang diangkat dari peristiwa yang pernah terjadi di Kartasura di masa pemerintahan Kanjeng Sunan Pakubuwana. Di dalam cerita itulah secara tidak langsung disisipkan nasihat tentang cara-cara memegang kendali pemerintahan yang sempurna.
Naskah Serat Kakiyasaning Pangracut ini mencakup berbagai serat. Ada dugaan bahwa naskah tersebut merupakan kumpulan beberapa nukilan dari berbagai naskah yang berisi ilmu kasampurnan manunggaling kawula Gusti.
Di dalam buku itu terkandung nasihat bagai para raja agar dapat memegang kembali pemerintahan dengan sempurna.
Babad Demak III itu berisi, mulai cerita Raden Trenggana dinobatkan sebagai raja Demak II, cerita masa muda Jaka Tingkir sampai menjadi raja di Pajang, dan diakhiri cerita Panembahan Senopati menjadi raja di Mataram.
Buku ini berisi ringkasan Babad Demak dengan sedikit penyesuaian tentang nama-nama (yang telah dikenal masyarakat banyak), misalnya : Sunan Benang menjadi Sunan Bonang; Majalangu menjadi Majapahit; Tubin menjadi Tuban.
Dalam buku itu berisi beberapa hal, yaitu 1. Pangeran Harya Buminata, silsilah Pangeran Harya Buminata dan tanggal penulisan babad tersebut. 2. Cerita mulai Raden Trenggana dinobatkan sebagai raja Demak II, cerita masa muda Jaka Tingkir sampai menjadi raja di Pajang, dan diakhiri cerita Panembahan Senapati menjadi raja di Mataram. 3. Tertera tanggal selesainya penulisan Babad, yaitu tanggal 20 …