Diceritakan tentang wejangan Sunan Giri tentang cara hidup yang baik menurut pandangan Islam.
Buku itu berisi daftar naskah manuskrip Jawa yang ada di perpustakaan Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta.
Dimulai dari Pangeran Mangkubumi diangkat menjadi Raja di Giyanti dan bergelar Sultan Hamengkubuwana I dan diakhiri sampai dengan cerita Sultan Hamngkubuwana II naik takhta.
Cerita dimulai dari Raden Trenggana dinobatkan menjadi raja di Demak dan diakhiri sampai dengan cerita Kanjeng Panembahan Senapati menjadi raja di Mataram
Cerita dalam Babad Demak II dimulai dari Raden Angkawijaya dinobatkan menjadi raja di Majapahit dan bergelar Prabu Brawijaya dan diakhiri sampai dengan cerita Mas Karebet kembali ke desa Tingkir.
Diceritakan mulai dari R. Bondhan Kejawen dan diakhiri sampai dengan cerita runtuhnya kraton Pajang.
Isi cerita Babad Demak itu dimulai dari kejelekan watak putra Adipati Tuban yang bernama Raden Sahid dan diakhiri sampai dengan cerita Seh Mahribi memberi wejangan mengenai agama Islam.
Buku ini berisi 60 pupuh, tetapi dalam tahap satu baru dikerjakan 17 pupuh. Pada bagian pertama dimulai dengan Dhandhanggula pada halaman 1, kemudian pada gatra pertama [K.2] Kang murahing dunya sih ing akir/ kang amengku samuaning pudya.
Buku ini menyajikan sebuah episode yang nyata, yang diangkat dari peristiwa yang pernah terjadi di Kartasura di masa pemerintahan Kanjeng Sunan Pakubuwana. Di dalam cerita itulah secara tidak langsung disisipkan nasihat tentang cara-cara memegang kendali pemerintahan yang sempurna.