Pohon gayam adalah pohon yang punya filosofi unik. Pohon gayamberarti bercita-cita, yaitu melambangkan manusia harus punya keinginanuntuk mencapai cita-cita keutamaan hidup. Buah gayam juga bisa dibuataneka makanan. Namun anak zaman seakarang takut mendekati pohongayam. Mereka termakan hoaks bahwa pohon gayam menjadi tempattinggal dedemit. Sebenarnya buah gayam adalah rumah duit, bukanrumah ded…
Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah.(Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh). Semboyan itu memang nyata. Kerukunan memberikan kekuatan. Jika berselisih, bisa menyebabkan hidup susah. Apalagi warga Indonesia beraneka ragam sehingga harus hidup rukun supaya tidak mudah terpecah belah. Seperti apa wujud kerukunan? Dengan siapa kita harus rukun? Para pembaca bisa memahami hal tersebut di buku …
Madali sedih hatinya karena tidak punya teman bermain. Kakek mengajak Madali bermain permainan tradisional, yaitu betengan. Anak-anak laki-laki ingin ikut bermain betengan. Semua merasa senang bermain betengan. Mereka berpura-pura seperti berada pada zaman peperangan melawan Jepang. Kelompok Madali yakin bisa menang. Tetapi, lawan mereka juga garang. Kira-kira siapa yang menang?
Gunung ingin piknik ke Potorono, Bantul. Ia ingin naik dinosaurus seperti di Youtube. Gunung menelepon Bulan yang rumahnya di Bantul. Bulan berkata bahwa Potorono dekat dengan rumahnya. Gunung jadi piknik ke Bantul.
Ginah menginginkan tempe benguk buatan Mbah Suran. Mbah Suran mau membuatkan. Tetapi, Ginah harus mengambil kacang kara benguk di sawah. Tumbuhan itu ada di sawah surjan. Seperti apa tumbuhan itu? Apa Ginah bisa menemukan kara benguk untuk dibuat tempe?
Wira dan Ibu sedang duduk santai di depan rumah menunggu Bapak pulang dari Malioboro. Bapak pulang membawa oleh-oleh bakpia. Bakpia tersebut hendak dibagikan Simbah, Bude, dan Bulik. Ibu meminta Wira, anaknya yang baru berusia empat tahun, latihan membagi bakpia. Apa iya, Wira yang baru berusia empat tahun bisa membagi bakpia tadi?
Buku ini disajikan dalam dua bahasa (Jawa dan Indonesia) dan dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik.
Buku ini menceritakan kisah perebutan kekuasaan antara Adipati Jipang dan Adipati Pajang setelah wawatnya Sultan Trenggana di Kasultanan Demak
Buku ini menceritakan bagaimana cara pewarnaan telur menjadi warna merah merah seperti yang di juala nenek-nenek di acara Gunungan di halaman Masjid Gedhe Kauman